“Kita, Saya, Mereka”

Oleh Petrus Maure, S.Kom.

Ini adalah cerita refleksi hidup saya, dalam mencari jati diri untuk hidup yang mapan. Saya adalah orang yang sangat suka dan menikmati seni, terutama seni menggambar. Kesukaan yang menjadi hobi ini, menghantarkan saya untuk bisa membuat usaha kaos dengan brand sendiri yaitu ALOR CREATIVE 100%. Usaha ini saya buat dan rintis ketika berada di bangku perkuliahan di Jogja, namun usaha ini terhenti ketika saya pulang ke tanah asal.

Banyak faktor yang menyebabkan keinginan untuk mengembangkan usaha ini terhenti. Mulai dari ketersediaan bahan baku, hingga yang menjadi faktor penghambat terbesarnya ialah usaha sablon kaos di NTT, telah dikuasai oleh para broker-kaos (perantara untuk mengambil hasil produksi kaos dan memberikan kepada pembeli kaos) yang percetakan sablonnya dibuat di pulau Jawa dan Bali dengar harga yang murah serta cepat pembuatan dan pengirimannya.

Keadaan yang menghambat kreativitas usaha sablon, membuat saya merenung panjang tidak hanya masa depan saya sediri tetapi lingkungan tempat tinggal sekarang. Keadaan lingkungan yang bila diraskan seperti “Tikus yang mati dalam lumbung padi”. Kekayaan alam kami, begitu banyak tetapi itu tidak membuat kami bisa menikmati itu semua demi kebutuhan makan dan minum kami.

Perenungan panjang, membuat saya untuk memilih menjadi “Petani Moderen” sebagai langkah awal untuk membuat hidup saya lebih mapan, selebihnya dari itu saya ingin membuat hidup masyarakat di kampung kami lebih baik dan mapan lewat “Usaha mandiri”  dalam mengelola bambu (ornamen dalam rumah) dan buah kelapa (Virgin Coconut Oil) sehingga mempunyai nilai jual yang tinggi.



Akhir dari lembar perenungan ini, saya mengharapkan agar kita bisa saling berbagi dalam hidup ini, karena dengan saling berbagi kita bisa saling melengkapi apa yang menjadi kekurangan kita. Terima kasih tidak terhingga juga buat keluarga besar “Stube-HEMAT” yang masih setia menemani dan menuntun saya dalam berkarya.

Semoga ada bukti Cinta dan Karya
yang bisa saya bagikan
ke depannya – Amin

Komentar