Lepas Dari Kelemahan Keluar Dari Kegelapan (Kelompok belajar lanjutan SD Kristen Fatlabata)


Oleh Monika Maritjie Kailey

Pada bulan Juli sampai Agustus 2018 lalu, saya turut ambil bagian dalam program eksposur lokal, dari lembaga Stube HEMAT, sebuah program memfasilitasi mahasiswa kembali ke kampung halamannya. Kegiatan ini biasanya berlangsung selama satu bulan, atau sesuai libur peserta sebagaimana tertuang dalam proposal yang diajukan, atau sesuai keadaan yang ditemui di lapangan. Kegiatan ini dilakukan untuk membantu mahasiswa menggunakan waktu libur dengan kegiatan bermanfaat bagi keluarga, desa atau masyarakat yang lebih luas. Berbagai macam kegiatan dilakukan oleh peserta eksposur, sesuai dengan bidang atau jurusan masing-masing. Program kegiatan yang saya lakukan adalah “Pengenalan Hutan Mangrove serta Manfaatnya, dan Pendampingan Belajar” bagi para siswa SD Kristen Fatlabata, Kecamatan Aru Tengah, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku.



Kegiatan dilakukan di rumah saya dan diikuti kurang lebih 20-25 anak mulai dari kelas 1 sampai 6 SD setiap hari kecuali hari Minggu. Kelas ini saya buat dengan tujuan memberi pendampingan belajar kepada adik-adik saya, karena saya melihat mereka sangat antusias untuk belajar dan haus pengetahuan, tetapi banyak guru yang pulang liburan dan belum kembali saat liburan sudah berakhir. Selain pelajaran menghitung dan membaca, saya juga mengajak mereka mengerti pentingnya menjaga lingkungan sekitar dengan berkunjung ke hutan mangrove.

Saat saya kembali ke Jogja, semangat belajar dan mendapatkan ilmu terlihat jelas pada anak-anak. Mereka tetap datang ke rumah saya dan meminta untuk diajari apa saja oleh adik saya. Setelah enam bulan vakum kelas diadakan kembali, dilanjutkan oleh Nathalia E. Kailey, saudari perempuan saya. Sebelumnya kami belajar hanya pada siang hari, mengingat tidak ada guru dan aliran listrik belum normal.

Saat ini kelas diadakan pada malam hari pukul 19.00-20.00 WIT, dengan fasilitas yang sangat terbatas dan sederhana bermodalkan lampu listrik setempat, kertas HVS dan pensil sebagai media untuk mengajarkan anak-anak, namun kelas berjalan dengan baik. Kelas belajar ini pun mendapatkan respon serta pujian positif dari kepala desa, dan juga dewan guru setempat. Harapannya kelas ini akan tetap berlanjut dengan dukungan dari semua pihak terutama kepala desa dan jajarannya. Anak-anak di desa Fatlabata pantas mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas.

Saya sudah satu langkah di depan dengan mengikuti program ini. Bagi teman-teman aktivis Stube-HEMAT yang belum sempat mengambil bagian dalam kegiatan ini, masih ada banyak kesempatan untuk memberi sentuhan baru bagi generasi muda lewat kegiatan seperti ini, khususnya teman-teman dari kabupaten kepulauan Aru yang sedang menempuh pendidikan di kota Yogyakarta. Ini waktunya untuk mencerdaskan generasimu. (Monika M. Kailey)


 Education 
is the only way to out of the weakness
and the way out of the darkness
(The Greatest Debaters Movie).

Komentar