Peran
perempuan tidak bisa dipandang sebelah mata. Setiap perempuan punya kekuatan
untuk mengatasi setiap hambatan dan tantangan yang ada. Ibarat
‘Srikandi’, salah satu tokoh perempuan, istri Arjuna, dalam kisah Mahabharata
yang pemberani dan lihai memainkan senjata panah, perempuan Sumba pun
diharapkan demikian juga, cerdas dan berani. Keterlibatan perempuan telah
terbukti mulai
dari ruang lingkup yang kecil seperti membangun karakter anak dalam keluarga, hingga ruang lingkup yang luas
seperti ekonomi, politik, sosial budaya, keamanan dan pertahanan. Namun, partisipasi
aktif kaum
perempuan,
khususnya di Sumba masih perlu ditingkatkan, khususnya keterlibatan mereka dalam
berorganisasi. Pada umumnya
perempuan terlibat
di
level anggota
dan jarang sekali menduduki posisi ketua dan jajaran pengambil keputusan penting dalam organisasi.
Hal inilah yang menjadi alasan terbesar saya, Elisabeth Uru Ndaya, tergerak membangun dan memberi semangat kaum perempuan muda Sumba
untuk berpartisipasi dalam organisasi maupun lembaga dan pada akhirnya mampu
menempati kedudukan penting.
Gerakan
Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) merupakan salah satu organisasi Kristen di
Waingapu yang memiliki perhatian terhadap kemajuan dan partisipasi perempuan di Sumba. Dengan
minimnya keterlibatan perempuan dari waktu ke waktu terhadap organisasi
tersebut membuat lembaga ini prihatin dan mencoba mencari solusi terbaik.
Beberapa tahun terakhir, anggota perempuan GMKI Cabang Waingapu semakin
berkurang, dari jumlah 20 orang keanggotaan, saat ini tinggal 7 orang anggota.
Pada tanggal 5 Oktober 2019, saya diundang
menjadi narasumber dalam acara Masa Perkenalan GMKI untuk mahasiswa baru di STT GKS
Lewa, dihadiri
37 peserta dengan peserta perempuan
berjumlah 24 orang. Saya dipercaya menjadi pemantik peserta perempuan untuk terus
semangat menjaga konsistensi dalam berorganisasi dan terus membekali diri
dengan pengetahuan dan kualifikasi perilaku-perilaku yang terpuji,agar ke depannya siap menempati posisi dan kedudukan penting dalam organisasi.
Analisa SWOT yang saya pakai bersama Mely Njurumana, SE., teman
Penggerak Perempuan, membantu peserta menemukan dan mengevaluasi diri
dengan menemukan kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats)
yang ada pada diri dan lingkungan. Dari analisa tersebut peserta memukan kekuatan (strength) pada diri mereka, seperti perempuan memiliki peran
penting yakni: melahirkan generasi yang cerdas; perempuan menjadi pengelola rumah tangga dan merawat
anak-anak; perempuan tekun dalam melakukan suatu pekerjaan; dan memiliki potensi menenun menenun, menari, bertani dan membuat
kerajinan. Kelemahan (weakness)
perempuan Sumba
pada
umumya ialah: masih merasa sebagai pihak yang lemah dibanding kaum pria;
menerima aturan budaya tanpa memahami alasannya misalnya perempuan hanya
mengurusi dapur dan tidak perlu memiliki pendidikan tinggi; dan tidak berani
memperjuangkan nasibnya padahal ada banyak contoh aktivis perempuan dalam organisasi dan banyak
lembaga. Beberapa peluang (opportunity) misalnya: mulai adanya
kesadaran pemikiran untuk menempuh pendidikan setingi-tingginya; pariwisata di Sumba
semakin menarik wisatawan sehingga banyak peluang bagi perempuan untuk ambil
bagian; informasi tentang banyak hal semakin banyak dan mudah didapat sehingga
memudahkan perempuan mengikuti perkembangan jaman dan pengetahuan. Ancaman (threats) bagi mereka adalah kurangnya percaya
diri dan dukungan dari orang terdekat untuk terus maju; kuasa laki-laki
yang tidak ingin berkurang; dan ketakutan adanya anggapan bahwa perempuan
tersebut melawan budaya Sumba.
Dari
analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagaimanapun juga kaum
perempuan harus tetap maju dan tetap semangat mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga perempuan bisa
berkontribusi dalam
pengambilan keputusan baik dalam keluarga, masyarakat atau gereja. Karena itu,
kaum perempuan Sumba khususnya anak muda tidak perlu berkecil hati untuk
melangkah, dengan semangat, ketekunan dan strategi yang tepat, ‘Srikandi’ muda Sumba akan mampu berkiprah membawa kemajuan
pulau Sumba.(Elizabeth Uru
Ndaya).
Komentar
Posting Komentar