Pandemi Corona masih terjadi di kawasan NTT yang berimbas
masyarakat harus menerapkan protokol kesehatan termasuk dalam kegiatan di keluarga-keluarga baik di kota dan desa. Pemerintah
daerah setempat pun terus menyuarakan himbauan
untuk bekerja, belajar dan aktivitas di rumah, menggunakan masker bila bepergian dan sering mencuci
tangan.
Himbauan ini juga sampai pada ibadah mingguan di gereja supaya sementara waktu dilakukan secara
online dari rumah.
Masyarakat
yang terjangkau jaringan dan punya
paket data tentu tidak menjadi masalah tetapi di desa-desa yang masih mengalami keterbatasan jaringan karena
kondisi geografis berbukit-bukit seperti pada umumnya di daerah
Nusa Tenggara Timur, maka akan
menjadi masalah, mereka tidak bisa melakukan ibadah online. Meskipun demikian, bagi
masyarakat yang beragama Kristen, pelayanan dan pemberitaan
Firman Tuhan
tetap harus
disampaikan dengan kunjungan ke rumah
jemaat dengan tetap mentaati protokol kesehatan seperti jaga jarak dan memakai
masker. Pelayanan ini tidak hanya untuk yang dewasa saja, tetapi juga pelayanan
bagi anak-anak sekolah minggu.
Ini yang menjadi perhatian saya, karena sejak di
Yogyakarta saya terlibat dengan kegiatan anak-anak, dari mengajar sekolah
minggu di gereja, menjadi guru di beberapa Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah
Pertama, melatih sepakbola maupun fasilitator outbound. Jadi saya berpikir
mestinya anak-anak sekolah minggu di wilayah kerja pelayanan saya juga mendapat
perhatian untuk pembinaan iman. Anak-anak punya waktu luang karena belajar dan ibadah
dilakukan dari rumah dan mereka tetap bisa belajar juga berkaitan firman
Tuhan. Pelayanan gereja yang menjangkau anak-anak
sekolah minggu di dalam keluarga berjalan antara tanggal 07-13 Mei 2020 yang mencakup 11 wilayah di
kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan diwujudkan dalam paket mengajar sekolah
minggu yang terdiri 4 topik mengajar “Kristus
Terangku”,
gambar-gambar untuk diwarnai dan 3 set crayon. Bahan-bahan ini bisa digunakan selama satu bulan dengan
satu topik bahasan per minggu di keluarga
masing-masing jemaat. Di
sinilah peran
pelayan dan orang tua untuk mendampingi anak dalam proses pembelajaran pengajaran firman
Tuhan. Beberapa lokasi ada yang dekat, ada yang
jauh dari kota Soe dengan perjalanan melewati bukit-bukit, jalan beraspal
sampai berbatu dan menyeberangi sungai. Desa Nonohonis
kecamatan Soe (3 km dari kota Soe) di desa Nunusunu, kecamatan Kualin (90 km), dan desa Kot'olin
kecamatan Kolbano (70 km), dan desa yang disebut terakhir
ini melewati gunung jadi perjalanan
membutuhkan perjuangan. Total ada 126 keluarga Jemaat
Gereja Lutheran Indonesia wilayah Nusa Tenggara Timur mendapatkan program ini.
Berkaitan materi, berisi tentang 1) ”Allah Menciptakan
Dunia Kita yang Indah” (Kejadian 1:1-2:3),
2) ”Allah
Menyelamatkan Adam dan Hawa” (Kejadian
3), 3) ”
Allah Memelihara Umat-Nya di Babel” (Kejadian 1:28;9:1;11:1-9)
dan 4) “Allah
Berfirman: Abraham Mendengarkan” (Kejadian
11:27-12:9). Para pelayan di Gereja Lutheran Indonesia di
wilayah Nusa Tenggara Timur mengaku sangat
terbantu dan senang dengan program sekolah minggu ini dan harapannya masing-masing
keluarga dapat bersama-sama mempelajari
firman Tuhan, orang
tua pun lebih dekat dengan
anak-anak dan ada pertumbuhan iman
keluarga.
Harapan penulis, semoga
program ini menjadi
berkat bagi setiap keluarga demi
pertumbuhan iman anak-anak, disamping
keluarga menemukan sukacita dan damai sejahtera meski di tengah pandemi
Corona. Kita bersama-sama berdoa,
kiranya Tuhan memberkati dan melindungi kita
dimanapun kita berada .
(Robinson Pangihutan Aritonang).
Komentar
Posting Komentar